VOA Aceh Singkil– Miris dari salah satu keluarga yang anaknya mengalami gizi buruk tepatnya yang berada di Desa Suka Damai Kecamatan Singkil kondisi ekonominya sangat memprihatinkan.
Selain ekonominya yang sulit Elek (45) Kepala Keluarga yang pengangguran ini harus menghidupi delapan orang anaknya yang masih kecil-kecil disebuah gubuk beratapkan rumbia.
Dari pantauan VOA hunian mereka tidak layak disebut sebuah rumah melainkan sebuah gubuk berukuran 4×8 meter berdindingkan kayu dan triplek yang dibuat asal jadi. Disitulah ke delapan anaknya harus hidup bersama kedua orang tuanya tanpa sanitasi dan air bersih.
Anaknya yang paling besar bernama Siti Hartati 13 tahun dan ada 7 orang lagi dibawahnya yang harus ia urus bila kedua orang tuanya pergi bekerja di kebun orang.
Adapun anaknya yang mengalami gizi buruk bernama Rama (4) kembarannya bernama Yani, ia sempat dirawat selama satu minggu di RSU Aceh Singkil dan hari ini sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah kesehatannya sudah mengalami peningkatan.
“Dokter memperbolehkan kami pulang hari ini, kata dokter anak saya ini sudah sehat,” ucap Sabatiah orang tua anak tersebut, Kamis (25/05/2023).
Sabtiah mengatakan, dari pihak dokter di RSU hanya memberikan susu saat sudah sampai dirumah, sedangkan untuk bantuan lainnya belum ada.
Kami memohon kepada bapak Bupati Aceh Singkil agar dapat membantu rumah yang layak untuk dapat kami tinggali, mengingat kondisi ekonomi kami yang sangat sulit, jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan saya sulit, pintanya.
Sementara itu Pj Kepala Desa Suka Damai Buyung Hutabarat, menambahkan bahwa Kepala Dinas Kesehatan serta turunannya, Muspika dan tamu lainnya telah hadir di Kantor Desa untuk melakukan rapat tindaklanjut mengenai anak kekurangan gizi tersebut.
“Tadi sebelum kepulangan keluarga yang mengalami gizi buruk kami telah melakukan rapat tindaklanjut, dan disimpulkan dalam rapat tersebut pihak Dinas Kesehatan hanya membantu pengadaan susu saja untuk si bayi, sedangkan untuk pemenuhan gizi seperti makan sehari-hari tidak ada,” kata Buyung.
Ini juga menjadi tugas berat, soalnya kalau dibantu dari dana Desa kalau di acc bisa dilakukan pada saat perubahan nanti, namun kalau memang bisa didahulukan sebelum perubahan dan tidak menyalahi aturan maka kami siap meski harus berhutang dulu.
Pada intinya dari hasil rapat itu pihak Dinas hanya membantu susu untuk si Bayi, mungkin menyoal masalah kebutuhan sehari-hari besok kami lakukan kembali rapat lanjutan, terang Buyung. | Redaksi.