VOA Aceh Singkil– Yayasan Aceh Hijau (YAH) Dan Unicef bekerja sama dengan Pemda Aceh Singkil menggelar acara Lokakarya di Aula Bapeda Aceh Singkil.
Kegiatan Lokakarya tersebut diisi dengan acara diskusi dan persentase, yang dimana turut hadir Kepala Bapedda M Rivai, Kadis Dikbud Khalilullah, para Kepala Desa, LSM serta tamu undangan lainnya.
Adapun tujuan kegiatan Lokakarya dimaksudkan memberikan pemahaman sekaligus mengedukasi para generasi muda dengan mengajaknya, agar ikut berpartipasi aktif, dan berani mengutarakan pendapat positif seperti Public Speaking, dan mampu mengaplikasikannya diacara forum tertentu.
Dalam kesempatan tersebut Perwakilan Unicef Indonesia dari Jakarta Lukita Setiyarso mengatakan, “Keterlibatan remaja dalam diskusi publik di pandang perlu dalam proses pengambilan sebuah keputusan karena remaja juga akan mengalami dampak pembangunan yang akan dilakukan di wilayahnya baik itu di Desa, Kecamatan maupun Kabupaten,” ucap Lukita, salah seorang Tutor dalam acara tersebut. Rabu (01/02/2023).
Lukita Melanjutkan, ketika para remaja ini dilibatkan, tapi belum diberi penguatan keahlian berpendapat mereka bisa jadi tidak akan mengerti tentang apa yang akan terjadi akibat dampak dari sebuah kebijakan yang telah ditetapkan.
Maka kami akan melakukan 2 pelatihan yaitu kepada para remaja tentang bagaimana cara melakukannya dan yang kedua kepada pelaku Wirausaha dunia Perusahaan dan Instansi pembangunan di Kabupaten Aceh Singkil tentang bagaimana cara mengambil suatu kebijakan apabila keputusan tersebut juga berdampak signifikan terhadap para remaja di Aceh Singkil.
“Ada tiga Perusahan kelapa sawit di Aceh Singkil yang telah terlibat pada kerja sama ini yaitu PT PLB, PT Nafasindo, dan PT Socpindo, kemudian ketiganya mengirimkan pesertanya untuk ikut pada program pelatihan dengan mengusung tema bagaimana cara menjadi fasilitator bagi remaja, karena perusahaan tersebut tertarik untuk melakukan pendampingan yang sama, dilingkungan perusahaannya dan di Desa sekitar yang berdampak,” ujar Lukita Melanjutkan.
Hal ini perlu dilakukan oleh para pemangku kepentingan mengingat pada pertemuan antar negara negara Asean pada tanggal 10 oktober di Kamboja, Indonesia juga telah menanda tangani perjanjian kerja sama dibidang ketenagakerjaan dan menyatakan Indonesia terbuka untuk bisa mendatangkan para TKA untuk bisa bekerja di Indonesia termasuk Aceh.
Tentu saja ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan di Aceh Singkil untuk mempersiapkan para generasi mudanya untuk dapat bersaing secara berkualitas dengan TKA tersebut, imbuhnya.
“Kami optimis pembentukan generasi emas di Aceh pada tahun 2045 akan tercapai, mengingat dari jumlah populasi penduduk Aceg 18,1 Persennya adalah Remaja dan Anak-Anak,” tutupnya.
Reporter| Irfan Sury