VOA SINGKIL– Program ketahanan pangan adalah program dari salah satu pemanfaatan dana Desa, yang di mana bertujuan kemampuan suatu desa atau komunitas desa untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan memperhatikan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, serta nilai gizi dari pangan yang dihasilkan.
Namun hal ini tidak dilakukan oleh salah satu Desa di Aceh Singkil tepatnya Desa Ujung Kecamatan Singkil, yang dimana program ketahanan pangan tersebut mereka beli kan bibit kelapa hibrida yang notabene tidak semua warganya memiliki pekarangan alias terus menerus digenangi air.
Seperti yang diungkapkan salah seorang warga Desa tersebut bernama Dani, ia menyesalkan sikap Pemerintah Desa yang asal membuat kesepakatan tersebut.
“Kami selaku warga merasa kecewa dengan penyerahan 5 bibit Kelapa hibrida. Padahal Pemerintah Desa tahu bahwa sebagian warga tidak memiliki pekarangan termasuk kami,” ucap Dani. Kamis (13/07/2023.
“Kita bukan tidak setuju pembagian bibit tersebut, akan tetapi pihak dari desa tidak ada melakukan survei, apakah bibit tersebut layak di tanam di lokasi semua warga atau tidak, selain itu tidak adanya musyawarah Dusun, tiba tiba saja sudah ada perwakilan dua orang dari setiap dusun,” jelas Dani.
“Lebih baik saya kembalikan bibit ini ke negara, karena program ini tidak ada manfaat. Seharusnya di survei dulu lokasi bukannya membuat program asal jadi,” tutupnya.
Sementara itu saat VOA menghubungi Keuchik bersangkutan via WhatsApp untuk memastikan hal tersebut namun tidak aktif. | Redaksi.