VOA Aceh Singkil– Maraknya kapal pukat harimau secara terang-terangan masuk ke daerah teritorial perairan Singkil beberapa tahun terakhir dan sudah sangat meresahkan nelayan kecil, terlebih bagi nelayan yang berada di Kecamatan Singkil Utara dimana wilayah ini berbatasan langsung dengan perairan Pemprov Sumut tepatnya Kabupaten Tapanuli Tengah.
Hal ini sesuai penyampaian salah seorang anggota DPRK dari politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ramli Boga diakhir acara Rapat Paripurna Penyampaian Pengantar Nota Keuangan Rancangan Qanun APBK Aceh Singkil tahun 2023 yang disaksikan seluruh anggota DPRK, Pj Bupati, unsur Forkopimda, para Kepala SKPK serta undangan lainnya Jumat (10/02) yang lalu.
Dalam kesempatan itu Ramli Boga mengatakan bahwa sudah banyak nelayan di seputaran Kecamatan Singkil Utara yang melapor dengan maraknya kapal pukat harimau ini memasuki perairan singkil, dan secara terang-terangan mengambil ikan dengan menggunakan pukat.
“Ini sudah sangat mengkhawatirkan nelayan-nelayan kecil di Aceh Singkil, dimana kapal pukat harimau secara terang-terangan mengambil ikan di perairan kita, dimana biasanya kapal pukat ini masuk secara diam-diam pada saat hari libur nelayan yakni hari Jumat, namun kini mereka semakin merajalela,” ucap Ramli Boga.
Ramli melanjutkan, dengan masuknya kapal pukat harimau luar ini, membuat jaring ikan, jaring kepiting, dan luka milik nelayan tradisional Aceh Singkil menjadi tergusur. Oleh karena itu hal ini perlu kita tindaklanjuti, karena ini tidak bisa diselesai oleh satu instansi saja perlu dukungan semua pihak.
Kalau kita lihat dilapangan memang, yang punya pukat harimau ini adalah orang-orang besar, namun itu salah membuat nelayan tradisional mengalami kerugian, dan ini perlu atensi kita bersama, ujarnya. (Redaksi).