VOA Aceh Singkil– Plt Kepala Dinas Kominfo Aceh Singkil Ali Hasmi terima kunjungan kerja dari Tim Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informasi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Banda Aceh.
Kedatangan tim tersebut ialah membicarakan rencana pembangunan stasiun Radio Lokal Publik di Aceh Singkil. Dalam memenuhi kebutuhan serta pemanfaatan teknologi digital.
Ali Hasmi mengatakan bahwa pembangunan Radio Lokal Publik di Aceh Singkil sangat perlu sebagai median alat publikasi yang bersipat positif.
“Saat ini sarana komunikasi dan sosialiasi Pemerintah dalam Kabupaten Aceh Singkil masih menggunakan media Surat, WhatSapp Grup, Untuk itu Media seperti Radio merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif untuk menyampaikan informasi yang positif kepada masyarakat, baik itu informasi capaian kinerja Pemerintah maupun non Pemerintah. Sehingga dipandang perlu membangun Stasiun Radio Lokal Publik,” ucap Ali. Jumat (24/02/2023).
Ali Hasmi melanjutkan, Sesuai undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah diberi keleluasaan dalam mengelola wilayah sendiri termasuk pengelolaan informasi publik, informasi melalui sarana eletronik sangat besar dalam memberikan informasi sehingga dengan cepat informasi bergulir ke seluruh penjuru tanpa batas jarak dan waktu.
“Banyaknya pendengar Radio menjadikannya sebagai medium yang efektif dan besar terhadap merubah pola pikir orang dan kultur hal ini dapat menggantikan maraknya Game Online yang begitu cepat dikalangan milenial berdampak adanya perubahan perilaku masyarakat yang dulunya kental nilai agama dan hubungan kekeluargaan secara bertahap mulai terkikis diganti perilaku modernisasi. Selain itu, keberadaan Media Radio Lokal Swasta yang ada belum bisa memberikan informasi yang sangat dibutuhkan warga masyarakat,” ujar Ali Hasmi melanjutkan.
Mengantisipasi hal itu diperlukan peran Media Lokal yang mampu mengembangkan budaya lokal sehingga hal-hal yang mempengaruhi perubahan perilaku khalayak tersebut dapat diantisipasi.
Media Radio perlu memuat program yang bermuatan lokal sehingga dapat membentengi masuknya dampak negatif arus modernisasi yang didukung dari masyarakat setempat sehingga eksistensi Media Lokal dapat bertahan dan berlangsung dengan baik.
“Kita sudah melakukan penelitian yang dimana merupakan studi kasus yang dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada tanggal 15 Januari sampai dengan 15 Februari 2023 yang mengambil lokasi di Kabupaten Aceh Singkil,” tuturnya.
Lokasi ini dipilih sehubungan rencana Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil akan mendirikan radio Lokal Publik milik Pemerintah Daerah dan satu-satunya pionir Radio milik pemerintah daerah selain Radio Swasta dan RRI. Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder, terangnya lagi.
Adapun visi kita yakni ‘Suara Singkil sebagai lumbung informasi dan komunikasi‘, sedangakan untuk misi yakni, memberikan informasi pembangunan dan kemasyarakatan pemerintah Aceh Singkil, mengangkat Budaya, Pendidikan, Pariwisata, dan perekonomian, meningkatkan pengetahuan dan SDM, memberi pengetahuan Agama, Teknologi, memberdayakan potensi lokal dan melestarikan tradisi yang ada, menjadi solusi bagi persoalan yang dihadapi masyarakat melalui program acara yang bersifat edutainment, dan menjadi media informasi dan hiburan masyarakat.
Radio Suara Singkil lebih menekankan pilihan kepada program dengan local content, melibatkan pendengar melalui program interaktif melalui telepon, SMS, E-Mail, dan melakukan kegiatan Off Air untuk memperkuat penetrasi ke masyarakat, mengingat Kabupaten Aceh Singkil sebagai daerah perkebunan, Industri Pengolahan Kelapa Sawit, Perdagangan, Jasa, Pendidikan, dan Pariwisata, mempunyai prospek pendengar cukup besar.
Untuk mensukseskan program tersebut kita kini disarankan untuk melakukan langkah strategis seperti menyusun dan mengajukan Qanun tentang Pendirian Siaran Publik Lokal Radio Suara Singkil, mengajukan perijinan ke Kementerian Komunikasi melalui Balai Monitoring dan Frekuwensi Banda Aceh dan penghematan anggaran publikasi dapat membiayai operasional Radio serta mengajak kerja sama Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Aceh Singkil melalui dana CSR untuk peningkatan wawasan dan pendidikan masyarakat, imbuhnya. (Redaksi)