VOA Aceh Singkil– Beko Apung milik Pemkab Aceh Singkil yang dibeli pada tahun 2020 yang lalu kini terbengkalai di belakang Masjid At-Taqwa Desa Pulo Sarok Kecamatan Singkil.
Kondisinya sangat memprihatinkan, meski terbilang baru karena jarang mendapat perawatan nyaris diseluruh bagiannya sudah mengalami keropos dan bila di biarkan berlama-lama tidak akan bisa digunakan lagi.
Terlantarnya alat berat merk Sumitomo pabrikan Jepang tersebut menurut Kadis PUPR Aceh Singkil Erwin Syahputra kepada reporter VOA terdampak belum disahkannya R-APBK tahun 2023.
“Nganggurnya Beko Apung tersebut salah satunya dampak signifikan dari belum di sahkannya R-APBK, sehingga tidak ada yang dapat dikerjakan,” ucap Erwin. Kamis (26/01/2023).
Selain itu menurut Erwin, ketidak tersediaan anggaran untuk biaya operasional seperti untuk maintenance, pembelian bahan bakar, biaya rolling atau penyediaan dolly/kendaraan trado dengan deck ceper peruntukan khusus Amfibhiaus exavator sumitomo milik pemda, mengakibatkan alat kita ini tidak bisa dulu kita gunakan untuk keperluan masyarakat.
“Seperti kita ketahui bahwa keunggulan Beko Apung tersebut terbukti ampuh dalam menyelasaikan pekerjaan khusus seperti cuci parit, seperti di Desa Ujung, walaupun skema biaya penyewaan ditanggung 50% oleh anggaran dana desa dan sisanya oleh Pemda, selain itu juga pada pekerjaan pengerukan di tangkahan nelayan milik swasta di Desa Pulo Sarok beberapa tahun belakangan,” jelas Erwin melanjutkan.
Memang kini kondisi Exavator Apung itu mengalami sedikit kebocoran dan agak karatan di bagian link track. Namun apabila diperbaiki dengan optimal maka akan kembali bisa dioprasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita.
Kami mengharapkan agar keseriusan Pemda Aceh Singkil baik Eksekutif dan Legislatif agar segera menanda tangani MOU pengesahan R-APBK 2023, agar titik terang rancangan kerja yang telah tersusun terutama PUPR dapat kita jalankan sebagaimana mestinya, harapnya.
Reporter| Irfan Sury