VOA SINGKIL – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Singkil Drs. Azmi, M.AP buka acara sosialisasi Perpres no. 67 tahun 2021 tentang penanggulangan tuberkulosis dan rancangan Perbub tentang penanggulangan tuberkulosis dan lintas sektor dan lintas program.
Kegiatan digelar di aula Dinas Kesehatan Aceh Singkil, turut hadir Kabid P2P Dinas Kesehatan Aceh, Forkompinda, para Camat serta tamu undangan lainnya.
Dalam pidatonya Azmi mengatakan, “Dalam rangka pencapaian target eliminasi tuberkulosis Tahun 2030, telah diterbitkan peraturan Presiden nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan tuberkulosis,” ucap Azmi. Selasa 29 Agustus 2023.
Lanjutnya, penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua setelah India, yakni dengan jumlah kasus 969 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
“Berdasarkan global tuberculosis report tahun 2022 jumlah kasus TBC terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun. di Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun,” ujarnya.
Pada tahun 2022 lalu, kementerian kesehatan bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil mendeteksi tuberculosis (TBC) sebanyak lebih dari 700 ribu kasus. angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak tbc menjadi program prioritas nasional.
Berdasarkan data dinas kesehatan, sampai Agustus tahun 2023, target pencapaian skrining TBC di Kabupaten Aceh Singkil sebanyak 2.363 orang. yang sudah di skrining baru 1.208, yang sudah dalam penanganan medis berjumlah 111 orang. angka ini masih jauh dari target yang harus ditangani Kabupaten Aceh Singkil sebanyak 541 orang. data menunjukkan bahwa dari 12 Puskesmas dan satu RSUD di Aceh Singkil yang dipersiapkan untuk penanganan penyakit TBC, baru tiga Puskesmas yang mencapai target screening terduga, yaitu Puskesmas Suro, Singkohor dan Kuta Tinggi, jelas Azmi.
“Masih banyak pekerjaan rumah bagi kita semua untuk mencapai target yang dibebankan Pemerintah Aceh. sinergitas lintas sektoral harus diperkuat untuk mencapai target tersebut. semoga rancangan Perbub Aceh Singkil tentang penanganan tuberculosis ini segera disahkan, sehingga kita punya panduan hukum dalam menangani problem tuberculosis di Aceh Singkil,” harapnya
Pendeteksian adalah langkah awal untuk bisa mengobati pasien TBC. maka saya meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita TBC. penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutus mata rantai penularan TBC di masyarakat.
Ingat bahwa penyakit TBC ini adalah penyakit yang mudah menular melalui pernapasan/udara. semakin cepat kita mendeteksi penderita TBC, maka akan semakin besar peluang kita mencegah terjadinya penyebaran virus yang sangat mematikan ini.
“Mari kita berbagi ide dan saran terkait penanganan TBC di aceh singkil. angka penanganan sebanyak 541 jiwa yang ditargetkan untuk Kabupaten Aceh Singkil harus bisa kita penuhi. Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas Puskesmas, Camat dan Kepala Desa harus pro aktif membantu sosialisasi tentang penyakit TBC melalui berbagai program,” ajak orang nomor satu di Aceh Singkil tersebut.
Selain itu, Azmi juga menghimbau Kepala Desa juga harus aktif memberi informasi kepada petugas kesehatan terkait warga masyarakat yang terdeteksi atau dicurigai menderita penyakit tbc, agar penanganannya dapat dilakukan secepat mungkin.
“Kita ingin Aceh Singkil terbebas dari penyakit tuberculosis atau paling tidak kita bisa mencapai target yang dibebankan oleh Pemerintah Aceh,” tutupnya.