VOA AFGHANISTAN | Diplomasi Indonesia terus aktif memperjuangkan kesetaraan hak dan akses pendidikan bagi kaum perempuan, termasuk di Afghanistan. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menekankan bahwa pendidikan bagi kaum perempuan adalah kunci bagi kemajuan dan ketahanan suatu negara.
“Indonesia meyakini bahwa suatu negara akan lebih baik ketahanannya apabila kesetaraan gender dihormati. Investing in women, is investing in a brighter and more resilient future,” ujar Menlu Retno dalam Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika (KAA), Bandung (8/1/2024).
Dukungan Indonesia terhadap rakyat Afghanistan juga ditunjukkan melalui sejumlah kerja sama lain yang diberikan, di antaranya bantuan 10 juta dosis vaksin polio, kerja sama di bidang kesehatan reproduksi perempuan, pembuatan kurikulum untuk madrasah, dan capacity building di bidang perbankan syariah.
Selain itu, pada Desember 2023, Menlu Retno Marsudi juga telah mengadakan pertemuan dengan para penerima beasiswa Indonesia dari negara-negara Afrika dan Global South, termasuk dari Afghanistan. Pemberian beasiswa ini merupakan wujud konkret implementasi prinsip Konperensi Bandung.
“Indonesia juga secara konsisten terus mendorong pembahasan isu perempuan dalam forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)”, kata Menlu. Hasilnya, isu perempuan telah mendapat perhatian khusus dari sejumlah negara anggota OKI. Pada akhir tahun 2023 lalu, Menlu RI turut hadir pada konperensi OKI mengenai “Women in Islam” yang diselenggarakan Arab Saudi.
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia Terus Jaga Relevansi dan Sentralitas ASEAN Dalam Satu Dekade.
“Dalam 10 tahun terakhir, rekam jejak diplomasi Indonesia dirasakan di kawasan dan dunia. Kepemimpinan Indonesia juga diakui dunia, termasuk dalam menavigasi ASEAN selama keketuaan Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika (KAA), Bandung (8/1).
Pandangan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama di Kawasan dan global, bukan sebagai penonton. Menlu Retno juga menyampaikan keberhasilan keketuaan Indonesia dalam menjaga relevansi dan sentralitas ASEAN. Dalam hal ini, keketuaan Indonesia telah bekerja membangun arsitektur Indo-Pasifik yang inklusif dan mengedepankan paradigma kolaborasi serta hukum internasional.
Selain itu, Retno Marsudi, menyampaikan capaian berbagai aksi nyata yang telah dilakukan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 (8/1). Menlu Retno juga menyampaikan Indonesia telah menunjukkan komitmen dan lead by example di berbagai forum multilateral untuk atasi perubahan iklim.
“Tentu semua ini tidak dapat kita lakukan sendirian, kita harus dorong collective responsibility untuk memastikan setiap negara juga implementasikan komitmennya melawan perubahan iklim,” lanjut Menlu Retno dalam pidatonya di PPTM 2024 yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika (KAA), Bandung.
Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen untuk turunkan laju deforestasi dan kebakaran hutan, rehabilitasi hutan mangrove dan lahan kritis, serta menargetkan net zero emission selambatnya tahun 2060.
Meski demikian, Menlu Retno menyatakan upaya melawan perubahan iklim membutuhkan komitmen dan kerja sama dari setiap negara. Untuk itu, Indonesia terus mendorong agar setiap negara memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi perubahan iklim.
Reporter Banda Aceh : Farid Ismullah