“Keterlambatan itu pertama karena pihak Baitul Mal Aceh harus mengurus 5 Kabupaten, dimana setiap pencairan nantinya mereka akan turunkan 40 orang dibagi 4 orang perkecamatan untuk meninjau secara langsung apa saja yang dibeli oleh para penerima manfaat“
VOA Aceh Singkil– Bantuan usaha mikro dari Baitul Mal Aceh untuk warga Aceh Singkil hingga hari ini belum juga cair, padahal menurut informasi bahwa dana tersebut sudah masuk ke rekening para masyarakat yang sudah lulus perivikasi dan dinyatakan layak menerima bantuan tersebut.
Untuk mengetahui lebih lanjut, VOA mencoba mengkonfirmasi Sekretaris Baitul Mal Aceh Singkil Azma Putri.
Azma menyebutkan bahwa pencarian bantuan dana tersebut terkendala akibat Baitul Mal Aceh harus mengurusi 5 Kabupaten sebagai penerima bantuan.
“Keterlambatan itu pertama karena pihak Baitul Mal Aceh harus mengurus 5 Kabupaten, dimana setiap pencairan nantinya mereka akan turunkan 40 orang dibagi 4 orang perkecamatan untuk meninjau secara langsung apa saja yang dibeli oleh para penerima manfaat,” ucap Azma. Minggu (01/01/2022).
Selain itu ucap Azma, bahwa pencairannya juga dibuka dengan cara seremonial, dan selanjutnya dilakukan pemantuan oleh tim. Makanya terjadi keterlambatan, tapi menurut info yang saya dapat dari Baitul Mal Aceh mereka sudah tiba di Aceh Singkil sekitar tanggal (05/01) mendatang.
“Setidaknya penerima bantuan untuk masyarakat Aceh Singkil, Baitul Mal Aceh menyiapkan 20 Milyar, dimana bantuan tertinggi yang diterima sekitar Rp.15 Juta dan paling rendah Rp. 3 juta,” ujarnya.
Kita berharap masyarakat Aceh Singkil dapat bersabar untuk beberapa hari kedepan, in sha allah bantuan modal usaha dari Baitul Mal Aceh tersebut akan cair, tutupnya.
Diketahui sebelumnya Sekretariat Baitul Mal Aceh mengucurkan puluhan Milyar untuk membantu usaha mikro di 5 Kabupaten di Aceh, yakni Kabupaten Aceh Singkil, Gayo Lues, Pidie, Pidie Jaya, dan Bener Meriah.
Kelima Kabupaten ini adalah kabupaten termiskin se Provinsi Aceh, yang dilihat dari Data Badan Pusat Statistik (BPS), lima kabupaten dengan penduduk miskin tertinggi di Aceh per Maret 2022.