VOA SINGKIL | Berawal dugaan masalah Mis Komunikasi mengenai pembagian Zakat Fitrah di Desa Kuta Simboling Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil berujung lapor ke polisi.
Di mana awalnya sebagian warga merasa terhina akan adanya tulisan “Miskin” di kantong plastik penerima Zakat Fitrah, sehingga mereka tidak terima dan melakukan pengeroyokan kepada Ketua Badan Amil Masjid Al-Ikhlas sekaligus selaku Khatib Masjid inisial AM.
Pengeroyokan itu mengakibatkan AM mengalami memar di dagu dan bagian kepala, sehingga ia melaporkan hal tersebut ke Polsek Singkil.
Kepada VOA Keuchik Kuta Simboling Junaidi mengatakan, bahwa pembagian Zakat Fitrah tersebut sudah benar hanya saja ada mis komunikasi antara warga dan badan amil.
“Perlu kami sampaikan, disini ada mis komunikasi saat penyaluran Zakat Fitrah, di mana panitia menandai seluruh plastik berisi beras tersebut sesuai kriteria, misal mana hak Fakir, mana hak Miskin dan mana hak Amil dan mana hak Ibnu Sabil, tujuannya biar jangan tertukar,” ucap Junaidi. Rabu 10 April 2024.
Junaidi melanjutkan, sebelum panitia menjelaskan ternyata sebagian warga telah terpancing sehingga terjadi pengeroyokan terhadap Khatib Masjid.
Menurut Junaidi mengenai persoalan Zakat Fitrah tersebut telah diselesaikan dengan arif dan bijaksana malam itu juga disaksikan oleh Kapolsek dan semua telah menerima penjelasan dari panitia.
Namun, menurut Junaidi, meski persoalan Zakat Fitrah telah selesai, ternyata korban yakni Khatib tidak terima dengan pemukulan atas dirinya sehingga ia melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib, ujarnya.
Disisi lain, AM korban pengeroyokan kepada VOA mengatakan dirinya tidak terima akan pemukulan tersebut, mengingat dirinya tidak ada melakukan kesalahan.
“Tentunya, saya tidak terima dibuat seperti itu, saya trauma sekali, mengingat saat di jalan saya di stop dan di tikam menggunakan obeng, beruntung saya menggunakan Helm,” kata AM.
AM menyebut, bukan disitu saja, saat di Masjid pun dirinya mengalami pemukulan dibagian dagu dan kepalanya mengalami bengkak akibat terbentur ke dinding, sehingga ia tidak terima dan meminta agar aparat penegak hukum mengusut dan mengadili para pelaku.
“Saya dan keluarga tidak terima akan penghinaan ini, terlebih ini sudah mengarah percobaan pembunuhan terhadap saya, maka kami mau ini diproses oleh pihak Kepolisian,” tuturnya.
AM mengatakan, kejadian ini menurut dugaanya ada yang memprovokatori. Padahal apa yang mereka lakukan sudah sesuai syariat Islam, terlebih menurutnya pada kepemimpinan Keuchik yang lama setiap pembagian Zakat Fitrah tidak ada dilakukan seperti yang mereka buat.
“Kami tau hukum dalam pembagian Zakat Fitrah, maka setiap Zakat yang masuk kita bagi sesuai porsi masing-masing kriteria penerima. Mungkin ada yang tidak suka mengingat masa kepemimpinan yang lama Zakat Fitrah hanya dibagi terhadap pengurus masjid saja dan tidak dibagikan ke warga yang notabene wajib menerima,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolsek Singkil AKP Didik saat dikonfirmasi VOA membenarkan adanya warga yang melapor terkait pemukulan tersebut.
“Benar, kemarin malam ada warga yang melapor ke kita, tentunya laporan itu kita terima, dan kita juga sudah turun ke TKP,” ucap orang nomor satu di Polsek Singkil tersebut.
Menurut Didik, laporannya sedang diproses, namun ia mengimbau agar persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan.
“Setiap laporan warga pastinya kita terima, namun alangkah baiknya, karena mereka masih satu kampung, bahkan mungkin masih ada kaitan famili, diselesaikan secara kekeluargaan,” Kata Kapolsek memberikan saran.(***)