VOA Banda Aceh– Konflik antara gajah dan manusia sering sekali kita dengar terjadi di Provinsi Aceh, salah satunya di daerah Kabupaten Aceh Jaya. Hewan dengan nama latin Elephas maximus sumatranus ini sering merusak lahan warga dan tak jarang memasuki pemukiman warga disana.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh selalu siap siaga dalam merespon hal yang terjadi di lapangan.
Kepada reporter VOA Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza via pesan singkat mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengusiran terhadap gerombolan gajah liar tersebut pada awal bulan ini.
“Pada awal bulan ini kita sudah melakukan pengusiran dengan menggunakan gajah jinak dan gajah nya kini sudah masuk ke hutan, selain itu ada gajah kelompok lain lagi yang konflik, tim akan melakukan penghalauan lagi dengan membentuk dua kelompok,” ucap Gunawan. Senin (27/03/2023).
Selain itu menurut Gunawan, daerah-daerah di Aceh yang kerap terjadi konflik gajah dengan manusia seperti Kabupaten Pidie, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, hingga Aceh Selatan. Namun, kelompok kawanan gajah paling besar berada di wilayah Pidie.
“Memang konflik gajah ini bukan hanya terjadi di Kabupaten Aceh Jaya, melainkan ada beberapa di Kabupaten lain di Aceh, tapi kawanan yang paling besar berada di wilayah Pidie,” ujar Gunawan menerangkan.
Disetiap kesempatan BKSDA juga selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kenyamanan satwa tersebut. Serta menyadarkan masyarakat dalam upaya penanganan konflik, untuk tidak menggunakan cara-cara yang membahayakan satwa baik itu melukai apalagi sampai membunuh, tutupnya.
Reporter| Farid Ismullah