VOA SINGKIL | Pertama dilakukan acara sangkur pora, warga desa ujung bawang Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil padati pernikahan salah seorang prajurit TNI AD.
Prajurit yang menikah tersebut yakni Pratu Darlin Tanjung dan Ilma Bil Husni yang saat ini bertugas di Bukit Barisan Sumut.
Prosesi sangkur pora tersebut dilakukan biasanya untuk menyelenggarakan upacara pada saat pesta pernikahan prajurit militer.
“Acara tradisi sangkur pora merupakan acara penghantaran prajurit TNI Angkatan Darat, bagi tamtama dan Bintara yang melaksanakan prosesi pernikahan, dengan beranggotakan 11 orang prajurit lengkap dengan atributnya,” ucap salah seorang personil yang ikut dalam prosesi sangkur pora tersebut. Rabu 17 Januari 2024.
Seorang prajurit militer yang akan melepas masa lajang sehingga dengan cara menikah akan beriringan bersama hunusan Sangkur yang ini akan membentuk gapura. Hal itu dilakukan oleh rekan-rekan ataupun adik seangkatan, sehingga pengantin tersebut akan berjalan bersama sembari melewati gapura tersebut untuk menuju pelaminan.
Upacara ini dilaksanakan, untuk simbol solidaritas serta persaudaraan diantara prajurit militer. Pernikahan Sangkur Pora ini juga sebagai tanda bahwa pasangan prajurit tadi sudah diterima oleh keluarga besar militer. Hal ini karena pasangan prajurit akan masuk dan bergabung dalam persatuan istri tentara (Persit). Untuk pelaksanaan upacara tersebut hanya berlangsung sekali dari pada seluruh rangkaian pernikahan sang anggota militer.
Diketahui, upacara ini tidak hanya menghadirkan suasana yang sakral, namun upacara ini juga memiliki makna yang tentunya sangat mendalam untuk pasangan pengantin. Dua pasukan yang membentuk gapura untuk dilewati pengantin memiliki artian jika keduanya sudah siap untuk masuk ke kehidupan rumah tangga.
Sangkur terhunus memiliki makna bahwa jiwa ksatria keduanya siap menghadapi beragam rintangan yang akan dihadapi dalam kehidupan. Disaat sang pengantin melewati gapura tersebut merupakan sebuah cermin supaya keduanya bisa bergandengan tangan untuk menghadapi dan mengatasi semua rintangan.
Makna dalam bentuk Payung Pora dalam acara Pernikahan Sangkur Pora yaitu Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi keduanya untuk menghadapi beragam rintangan. Makna lainnya yaitu dalam menghadapi rintangan tersebut harus senantiasa meminta perlindungan dan petunjuk hanya pada-Nya.
Prosesi pernikahan tentara mempunyai banyak prosedur serta tanggung jawab yang harus dihadapi jika menjadi seorang pasangan nantinya. Adapun beberapa dokumen persyaratan yang harus disiapkan untuk melaksanakan upacara sangkur pora pada saat resepsi diantaranya:
- Petugas yang bertugas memasuki tempat upacara.
- Pengantin dan orang tua memasuki tempat untuk pelaksanaan upacara.
- Inspektur upacara masuk ke dalam tempat upacara.
- Laporan komandan pasukan kepada inspektur upacara.
- Mempelai masuk ke dalam gapura Sangkur pora.
- Pernyataan dari inspektur upacara.
- Pemberian tanda kehormatan untuk mempelai.
- Pengantin menuju ke pelaminan dengan iringan inspektur upacara.
- Komandan pasukan melapor kepada inspektur upacara.
- Inspektur upacara lalu meninggalkan tempat upacara.
- Prosesi selanjutnya yaitu mengantar mempelai ke pelaminan.
Reporter Aceh Singkil : Khalikul Sakda