Warga berusaha membakar nyamuk yang hinggap di dinding, (Poto: Warga)
VOA SINGKIL| Pasca banjir beberapa Minggu terakhir, desa-desa terdampak seperti Desa Ujung Bawang, Selok Aceh, Pea Bumbung dan desa lainnya kini di kembali dihadapkan dengan persoalan baru, di mana jutaan nyamuk setiap malamnya hinggapi rumah warga.
Para warga yang terdampak, mengeluh dan takut terkena demam berdarah (DBD), akibat banyaknya nyamuk yang hinggap dirumah mereka.
Menurut penuturan salah seorang warga Selok Aceh Paja mengatakan, setiap malamnya jutaan nyamuk hinggap di teras rumahnya, hal ini membuat ia takut karena baru pertama kali melihat kejadian langka semacam itu.
“Ini baru pertama kali saya mengalami kejadian banyaknya nyamuk yang hinggap di rumah dan itu ngeri sekali. Bukan hitungan ratus atau ribuan, ada jutaan nyamuk, kami takut melihatnya,” ucap Paja. Rabu 08 September 2023.
“Nyamuk itu masih kecil-kecil, tapi sangat banyak, takut membawa penyakit kepada warga. Makanya kami berharap kepada pihak terkait dapat membantu mencarikan solusi nya,” ujarnya.
Selain itu menurut Paja, nyamuk-nyamuk tersebut hanya datang saat pada malam hari saja, menyulitkan warga untuk beraktivitas diluar rumah.
“Tentunya, warga atau pemilik warung sangat merasakan dampak banyaknya nyamuk, terutama para pembeli menjadi berkurang akibat tidak tahan dengan serangan nyamuk yang datang,” tutur Paja.
Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan M Raja Maringin menyikapi keluhan warga tersebut menjelaskan, kejadian banyaknya nyamuk adalah migrasi dari induknya. Hal ini terjadi menurutnya akibat para indukan nyamuk tersebut terendam banjir hingga naik ke rumah-rumah warga.
Menurut Maringin, pihaknya telah mengimbau kepada seluruh warga agar selalu menjaga kebersihan rumah dan pekarangan, untuk mengantisipasi banyaknya jentik nyamuk yang bersarang.
“Memang kita tidak bisa menahan bencana alam seperti banjir datang, namun untuk untuk mengantisipasi jentik nyamuk merajalela kita bisa menerapkan hidup bersih dengan membersihkan pekarangan rumah, menutup tong air serta kegiatan lainnya yang dapat menghindari adanya sarang nyamuk,” ucap Maringin.
Selain itu, Maringin juga mengatakan bahwa nyamuk-nyamuk yang datang bukan nyamuk DBD hanya nyamuk reguler. Bila dilakukan fogging hanya membunuh induk nyamuk sedangkan untuk jentik nyamuk tidak bisa.
“Daerah yang terdampak banjir usahakan di malam hari tidurnya menggunakan kelambu. Kalau fogging dilaksanakan hanya nyamuk dewasa yang mati sedangkan telur nyamuk tetap menetas setiap harinya,” sambungnya.
“Pak Pj Bupati sudah membuat surat imbauan untuk pemberantasan sarang nyamuk dengan menerapkan 3M, Menguras, Menutup dan Mengubur tempat atau wadah yang tidak terpakai lagi kemungkinan bisa menampung air. Mari sama sama kita jaga lingkungan agar bersih dan mudahkan air mengalir jangan sampai tergenang,” ajak Maringin.***