VOA Mancanegara– Rusia sedang membangun fasilitas laser berbasis darat terbaru untuk mengganggu satelit yang mengorbit di atas wilayahnya. Tujuan utamanya adalah untuk menyilaukan sensor optik satelit mata-mata negara lain dengan membanjiri mereka dengan sinar laser.
Dikutip dari The Space Review, teknologi laser telah berkembang ke titik di mana jenis pertahanan anti-satelit ini masuk akal. Meski demikian, masih terbatas bukti di negara mana saja yang berhasil menguji laser semacam itu.
Jika pemerintah Rusia mampu membangun laser, itu akan mampu melindungi sebagian besar negaranya dari pandangan satelit dengan sensor optik. Teknologi ini juga menyiapkan kemungkinan penggunaan senjata laser yang dapat menonaktifkan satelit secara permanen.
Laser gas memompa sejumlah besar energi ke dalam molekul tertentu seperti karbon dioksida. Laser kimia didukung oleh reaksi kimia spesifik yang melepaskan energi.
Laser solid-state menggunakan bahan kristal khusus untuk mengubah energi listrik menjadi foton. Di semua laser, foton kemudian diperkuat dengan melewatkannya melalui jenis bahan khusus yang disebut media penguatan, kemudian difokuskan menjadi berkas koheren.
Bergantung pada intensitas dan panjang gelombang foton, pancaran energi terarah yang dibentuk oleh laser dapat menciptakan berbagai efek pada targetnya. Misalnya, jika foton berada di bagian spektrum yang terlihat, laser dapat mengirimkan cahaya ke targetnya.
Untuk aliran foton berenergi tinggi yang cukup tinggi, laser dapat memanaskan, menguapkan, melelehkan, dan bahkan membakar material targetnya. Kemampuan untuk memberikan efek ini ditentukan oleh tingkat kekuatan laser, jarak antara laser dan targetnya, dan kemampuan untuk memfokuskan sinar pada target.
Berbagai efek yang dihasilkan oleh laser bisa diaplikasikan secara luas dalam kehidupan sehari-hari, termasuk yang paling sederhana dan sering kita lihat ada sebagai laser pointer, ada di printer, pemutar DVD, hingga prosedur bedah medis dan proses manufaktur industri seperti pengelasan dan pemotongan laser.
Para peneliti sedang mengembangkan laser sebagai alternatif teknologi gelombang radio untuk meningkatkan komunikasi antara pesawat ruang angkasa dan Bumi.
Laser juga diaplikasikan secara luas dalam operasi militer. Salah satu yang paling terkenal adalah Airborne Laser (ABL), yang digunakan militer AS untuk menembak jatuh rudal balistik.
ABL melibatkan laser berdaya tinggi yang sangat besar yang dipasang pada Boeing 747. Program ini akhirnya gagal karena tantangan yang terkait dengan manajemen termal dan pemeliharaan laser kimianya.
Militer AS memasang laser di truk Angkatan Darat dan kapal Angkatan Laut untuk bertahan melawan target kecil seperti drone, mortir, dan ancaman lainnya. Saat ini, Angkatan Udara AS sedang mempelajari penggunaan laser pada pesawat untuk tujuan defensif dan ofensif.
Sumber (Detik.com)