VOA Banda Aceh– Memasuki bulan Suci Ramadahan, perlu perhatian serius untuk penerangan jalan yang merupakan salah satu fasilitas publik yang sangat vital pada bulan puasa mengingat warga lebih banyak beraktifitas di malam hari. Karena itu, selain melakukan pemeliharaan lampu jalan, terutama di pelosok desa.
Minimnya penerangan dapat menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat, ancaman kejahatan seperti perampasan kendaraan maupun jambret menghantui setiap warga khususnya yang berkendara di malam hari.
Hal ini membuat warga Kecamatan Ulee Kareng, kota Banda Aceh mengeluhkan banyaknya lampu Penerangan Jalan ulUmum (PJU) yang rusak bahkan tidak ada lampu nya terutama di perdalaman desa, hal yang serupa juga di rasakan kecamatan lainnya di kota Banda Aceh.
“Aktivitas kami menjadi terganggu dan menimbulkan keresahan akibat PJU di Desa kami tidak hidup. Bagaimana tidak, bila PJU mati maka aksi kejahatan secara tiba-tiba bisa terjadi,” ucap Farid Ismullah salah seorang warga. Rabu (22/03/2023).
Farid melanjutkan, sebenarnya banyak warga dan pengendara yang sudah mengeluh dan ini masih banyak yang rusak terlihat menggantung dan kondisinya juga sudah mati dan tidak berfungsi lagi, kalau jalanan itu gelap menjadi ancaman atau tidak, tahu-tahu lagi naik motor ditodong orang, dibegal atau dijambret kan tidak ada yang tahu. Alangkah baiknya diantisipasi, maling itu mikir kalau mau beraksi di tempat terang, terangnya.
Kami meminta Pemkot bersinergi dengan PLN memaksimalkan penerangan di areal-areal penting, seperti jalan menuju masjid, perkuburan, ruang terbuka umum dan titik-titik kumpul para remaja.
Karena menurut Farid, dengan adanya sinergi pemkot kota Banda Aceh dengan pihak PLN, tentunya bisa meminimalisir terjadinya kenakalan remaja dan keamanan di bulan suci ramadhan serta dapat memberi rasa nyaman dalam menjalani ibadah bulan puasa pada tahun ini, imbuhnya.[Redaksi]