VOA Jakarta– Ada ada saja cara kandidat calon LPM yang dimana videonya sempat viral beberapa waktu silam ini.
Pasal didalam unggahannya tersebut si perekam meminta agar para penerima amplopnya dikembalikan kepadanya, sebut saja nama siperekam Tatang Jauhari dimana disebut-sebut adalah calon ketua lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Kecamatan Sawangan.
Dinarasikan dalam video tersebut, Tatang Jauhari murka lantaran merasa telah dikhianati oleh pemilihnya. Tatang disebut-sebut telah menyerahkan uang Rp 1 juta kepada sejumlah ketua RW untuk memilihnya.
Namun ternyata Tatang Jauhari kalah dan perolehan suaranya hanya 2 suara. Tatang pun murka dan meminta RW-RW mengembalikan uannya.
Dalam video yang viral, Tatang Jauhari berbaju putih dan berpeci. Sambil memegang 2 lembar amplop, Tatang Jauhari meminta para RW untuk mengembalikan amplop darinya.
“Pak RW 16 Pak F sudah mulangin amplop saya. Intinya saya ingin ketegasan hari ini, saya tidak suka orang-orang munafik. Untuk RW-RW lain, tolong serahkan amplop saya,” kata Tatang dalam video viral, seperti dilihat (30/11/2022).
Tatang mengatakan dirinya akan mendatangi satu persatu ketua RW yang belum mengembalikan amplop darinya. Tatang menyebut dirinya ‘Si Bangor’ menegaskan tidak suka dipermainkan.
Jika tidak, akan saya paranin satu per satu rumahnya tolong diingatkan. Nih si bangor jangan dipermainkan. Ini saya di rumah Pak RW 6 beliau tidak ada di rumah. Saya paranin satu per satu orang-orang yang munafik,” ujar Tatang.
Penjelasan Tatang Jauhari
Ditemui di kediamannya di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Depok. Tatang Jauhari mengakui dirinya memang menggunakan uang agar terpilih sebagai Ketua LMP Sawangan.
“Dari awal saya tidak mau pakai uang. Saya tidak pakai uang awalnya, ini pencalonan yang kedua kalinya saya. 3 tahun yang lalu saya murni,” kata Tatang kepada wartawan di Sawangan, Depok, Kamis (30/11/2022).
Tatang Jauhari mengaku dirinya menggunakan uang agar konsituen memilihnya. Sebab, menurutnya, calon yang lain juga menggunakan uang.
“Karena semuanya pakai uang bukan saya doang. Iya saya lakukan,” imbuhnya.
Tatang mengungkapkan dirinya menyogok pemilih Rp 1 juta per orang. Melihat kekalahannya, Tatang menduga calon lain memberikan uang yang lebih daripada dirinya.
“Uang 1 juta ini dikhianati, berarti ada yang lebih dari angkanya itu. Begitu maksudnya,” katanya.
Tatang kemudian memperlihatkan daftar nama-nama ketua RW yang sudah diberinya uang. Beberapa di antaranya sudah mengembalikan uangnya.