VOA SINGKIL | Pengalaman tak mengenakan kembali dialami pengunjung di Destinasi Wisata Pantai Cemara Indah Kecamatan Singkil Utara.
Pasalnya dalam video kurang dari satu menit tersebut, yang viral di Media Sosial Facebook di unggah oleh akun Mas Joko terlihat seorang pengunjung bersitegang dengan pemilik pondok.
Dalam video itu, pengunggah menyebutkan, “Baru kali ini saya kesini dapat pengalaman kurang menyenangkan,” tulisnya dalam caption tersebut.
Ia juga mengatakan, “Serem ya, baru sampai lima menit langsung ditagih 50K, cara pengutipannya kurang attitude lagi, saya bilang sebentar lagi ya bu saya kasih masih menunggu rombongan dibelakang, saya diusirnya si beliau berkata kalau masih nunggu pindah cari pondok lain sana jangan disini. Dengan sombongnya beliau ini,” ujarnya.
Pengunggah juga menuliskan caption diakhir postinganya mengatakan, “Kalau mau uji nyali disini cocok,” tutupnya.
Bila kita dengarkan percakapan dalam video tersebut, si perempuan paruh baya berjilbab warna coklat diduga pemilik warung berujar, udah selesai masak kan, udah selesai, selesai selesai, lalu ditimpali pengunjung berbaju hitam blis kuning “Ibu bilang setengah jam, saya baru lima menit disini,” lalu dibalas ya udah lima menit kau disini cari pondok lain, ucap si Nenek.
Lantas si pria mengatakan, “Ibu ini ya, kalau begini sepi pantai ini,” tuturnya.
Lantas ditimpali oleh si nenek, “Biar sepi gak apa-apa, dari kemarin gak ada orang yang komen ya, kemaren udah dua hari lebaran sampai hari ini gak ada yang komen,” imbuhnya.
“Buka sosial media banyak yang komen,” sambut pria tersebut.
Lantas disambut lagi oleh si nenek,”Tapi bukan pondok ini kan, biarin jelekan terus gak masalah,” ucapnya.
“Tahun dulu begini, sekarang begini juga,” kata si pengunggah.
“Yang penting bukan lokasi ini yang kau bilang viral, in sha allah belum kalau pondok ibu belum pernah,” kata si nenek lagi.
Lantas si pria bertanya, “ini bukan pemaksaan namanya” lantas disambut, ya udah cari pondok lain, aku nggak kasih kau tidur disini pigi cari pondok lain, ujar si nenek dengan suara ngegas.
Si pria hanya berucap “Allah bu bu Allahuma sali,”.
Si nenek berujar lagi, bukan kau yang beli jualan q dari dulu, bukan, emangnya kau yang duduk disini gak pernah ini pertama kali kau duduk disini, kata si nenek.
“Ibu orang tua cerewet kali ibu ini,” tutur si pengunggah.
Disisi lain, salah satu warga setempat Sumirsyah Tanjung mengatakan, “Seharusnya masalah seperti ini tidak terjadi lagi seperti tahun yang lalu. Tapi apa yang kita alami sekarang dua hari berturut-turut terjadi lagi hal serupa,” ucap Sumir biasa disapa.
Menurut Sumir, semua tentang lapak dan harga serta kurangnya komunikasi antara pedangan dan pengunjung.
“Apa lagi pedagang kurang terbuka tentang “Sewa Lapak” yang ada sehingga pengunjung merasa di peras dan Terjebak,” tuturnya.
“Dalam kejadian ini kita awal permasalahan sebenarnya sehingga terjadi perdebatan masalah Harga Lapak,,.
Sumir berharap, untuk pengunjung kalau ke PCI dan bawa perlengkapan, perbekalan, makanan, tikar dan apapun itu mau 1 Truck pun tak apa-apa, tapi tolong perhatikan sampah yang mengotori bibir pantai disekitar lapak warga yang di tempati, tukasnya.
Sedangkan untuk pemilik warung, Sumir berharap, kalaupun ada nominal-nominal yang harus dibayar pengunjung transfaran atau terbuka saja, seperti harga Lapak/Cafe, berapa harganya dan berapa lama pengunjung duduk, harga makanan, karena menurutnya omset pedangan itu terletak dengan banyaknya pengunjung.
Ia juga meminta kepada pengelola, supaya dilakukan penertiban terhadap hal-hal yang membuat pengunjung tidak nyaman.
Disisi lain, Kepala Dinas Parpora Ir. Muzni mengatakan, kedepan kondisi ini akan dibenahi.
”kedepan hal semacam ini akan kita benahi, In Sha Allah ke depan kita bicarakan ke pihak pengelola untuk menyamakan persepsi terkait kondisi respon masyarakat terhadap biaya-biaya yang diterapkan di PCI,” imbuhnya.(***)